Pemkot Tarakan Belajar Tentang Pengelolaan Pajak dan PAD pada Pemkot Balikpapan

BALIKPAPAN - Jajaran Pemerintah Kota Tarakan melaksanakan studi banding di Kota Balikpapan, Senin (14/3/2022). Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud menyambut rombongan di Ruang Rapat I, Balaikota Balikpapan. Rombongan tersebut dipimpin Wali Kota Tarakan, dr. Khairul. 

Studi banding tersebut antara lain membahas pengelolaan pajak daerah di Kota Balikpapan yang dianggap cukup baik. Sehingga pendapatan asli daerah (PAD) Kota Balikpapan bisa lebih optimal. 

"Karena persoalan pendapatan asli daerah jadi sesuatu yang penting bagi kita. Apalagi dengan berbagai kebijakan pemerintah pusat. Sehingga kemandirian fiskal ini harus kita upayakan semaksimal mungkin," ungkap Khairul.

Menurutnya Balikpapan mempunyai satu strategi atau pola untuk penarikan pajak yang lebih baik. Khususnya terkait PBB. "Kami ingin mengetahui inovasi dan bagaimana regulasi yang ada di Balikpapan," ungkapnya.

Selain itu, Pemkot Tarakan juga fokus pada penggunaan alat perekam transaksi tapping box. Mengingat Balikpapan sudah lebih dahulu menggunakan tapping box sejak 2019.

“Kami baru mau mulai 2021 karena ada bantuan dari Bankaltimtara juga dan jumlahnya belum banyak,” imbuhnya. 

Dia merasa perlu mendengar pengalaman dari Pemkot Balikpapan yang sudah lebih dulu menggunakan tapping box. Bagaimana mengetahui persoalan yang muncul dan mengatasinya. 

Juga soal regulasi juga tidak kalah penting untuk dipelajari. Regulasi sebagai payung hukum dalam langkah yang diambil pemerintah kota. “Semoga inovasi dan regulasi yang ada bisa segera kami terapkan juga,” harapnya. 

Sementara, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud menuturkan, untuk pengoptimalan pajak ini pihaknya melalui BPPDRD melakukan sejumlah gerakan untuk mengoptimalkan pendapatan pajak. Misalnya elektronifikasi transaksi pemerintah daerah. 

Kemudian juga pengembangan aplikasi hingga penggunaan alat perekam transaksi pajak online. "Bahkan pemberdayaan RT sebagai agen pembayaran PBB, ada pemberlakukan QRIS untuk pembayaran PBB," ungkapnya.

Tak hanya itu, banyak faktor yang menjadi penggerak utama PAD. Misalnya keberadaan bandara dan pelabuhan bertaraf internasional. Kemudian Balikpapan sebagai pusat pengolahan migas di wilayah Indonesia Timur. 

Namun hal yang tak kalah penting karena Balikpapan berfungsi sebagai kota meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE). Karena selain terkenal dengan kota yang bersih, Balikpapan dikenal sebagai kota aman dan kondusif. Itu semua mendukung perannya sebagai kota MICE.

"Balikpapan sebagai kota jasa, industri, perdagangan, pariwisata, pendidikan dan kebudayaan,” tuturnya. 

Menurutnya pertemuan ini juga memjadi bentuk silaturahmi atau bertukar informasi mengenai pendapatan daerah. "Kami saling bersinergi dan bertukar pendapat. Setiap kekurangan dan kelebihan dari masing-masing daerah bisa menjadi pelajaran untuk pengoptimalan penarikan pajak secara maksimal," tandasnya. (diskominfo/cha/mgm)