Dari Satgas COVID-19 Balikpapan, hadir Pj Sekda Kota Balikpapan mewakili Wali Kota Rahmad Mas'ud, Muhaimin; Kepala Dinas Kesehatan, Andi Sri Juliarty; Kapolresta, Kombespol Thirdy Hadmiarso; dan Dandim 0905 Kolonel Inf Faisal Rizal.
Pj Sekda Kota Balikpapan, Muhaimin mengungkapkan, untuk level PPKM luar Jawa dan Bali, khususnya Balikpapan mengacu pada Inmendagri. Kota Balikpapan sebelumnya melaksanakan PPKM level 3.
"Kami sudah mengikuti monitoring dan evaluasi bersama Pak Menko dan menunggu Inmendagri untuk level PPKM, apa lanjut di level 3 atau bisa turun ke level 2," ungkapnya.
Jika mengevaluasi pelaksanaan PPKM dan melihat kondisi pandemik di Balikpapan, memungkinkan Balikpapan, masih berada di level 3. Kendati ada pula penilaian dari pusat terkait mobilitas dan penggunaan masker.
"Kalau indikator kesehatan kita kemungkinan level 3. Namun selain itu ada indikator lain yang ditambahkan oleh Mendagri. Seperti mobilitas orang dan pemakaian masker," ditambahkan Kepala Dinas Kesehatan, Andi Sri Juliarty.
Selain itu tentunya capaian vaksin juga jadi pertimbangan penilaian. Untuk diketahui, Kota Balikpapan mengalami kenaikan kasus harian, tertinggi pada 23 Februari lalu, yakni 980 kasus. Kemudian 24, 25, dan 26 Februari turun menjadi 700an kasus baru.
"Yang perlu kita waspadai adalah kelompok lansia. Kematian yang terjadi sebagian besar pada yang belum divaksin dan komorbid," katanya.
Hingga kini vaksinasi di Kota Balikpapan masih terus berjalan. Satgas COVID-19 Balikpapan juga tengah menggencarkan vaksinasi dosis ketiga. "Untuk pelajar Alhamdulillah dosis satu dan dua cakupannya tak jauh selisihnya. Karena diharapkan tak sampai 20 persen," terangnya.
Ia membeberkan, Untuk lansia, dosis satu, 79,50 persen, sementara dosis dua 73,77 persen. Sehingga selisihnya hanya 6 persen. "Dosis tiga 19,94 persen," katanya.
Untuk secara umum cakupan vaksin Kota Balikpapan mencapai 115 persen dosis saru dan 102 persen dosis 2, jadi selisih hanya 3 persen. "Vaksinasi di kota Balikpapan tidak menjadi masalah, namun hanya perlu percepatan dosis tiga," katanya.
Untuk pelaksanaan vaksinasi ini Pemerintah Kota Balikpapan juga dibantu TNI maupun Polri. Bahkan demi percepatan booster, lansia dijemput, dengan dibantu Babinsa dan bhabinkamtibmas "Dibawa ke lokasi vaksin," katanya.
Sementara Pj Sekda melanjutkan, untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah, jika mengacu pemerintah pusat, pada PPKM level 3 bisa dilakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka 25-50 persen. Namun ada beberapa pertimbangan yang diambil Pemerintah Kota Balikpapan.
"Pertama jika terjadi positif di sekolah maka dinas harus tracing, ini akan jadi pekerjaan tambahan. Padahal pekerjaan rutin saja sudah berat. Banyak tenaga kesehatan terpapar," ungkapnya.
Selain itu jika dilakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan daring, beban guru akan semakin berat. Karena pembelajaran dilakukan dengan dua cara.
"Sementara banyak sekolahan yang laksanakan work from home karena gurunya terpapar," katanya.
Kemudian persepsi para orang tua yang secara psikologis, dengan naiknya kasus akan sulit mempercayai atau khawatir jika putra-putrinya melaksanakan PTM. "Sehingga dengan persetujuan pak wali kota, selaku ketua gugus tugas, kami akan tetap melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) 1-15 Maret," pungkasnya. (diskominfo/cha/mgm)