BALIKPAPAN - Pemerintah Kota Balikpapan mengimbau masyarakat untuk terus melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dalam rangka mencegah demam berdarah dengue (DBD). Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty.
Menurut Dio, sapaan Andi Sri Juliarty, PSN sebaiknya dilakukan sepekan sekali. Hal ini karena perkembangan jentik nyamuk terjadi tiap minggu. Sehingga mesti dicegah, jangan sampai jentik berkembang menjadi nyamuk dewasa.
"Dengan melakukan PSN kita musnahkan nyamuk ini saat dia masih jentik. Kalau sudah berkembang nyamuk dewasa lebih sulit memberantasnya, harus fogging," urainya.
Dilanjutkannya, upaya fogging pun tidak bisa dilakukan langsung, sehingga lebih baik jika pencegahan dilakukan. "Kerja bakti massal, PSN. Fogging dilakukan ketika ada kasus positif lab DBD," jelasnya.
Apabila ditemukan kasus positif, maka rumah sakit atau lab memberi tahu puskesmas. Kemudian dari puskesmas akan turun melakukan penyelidikan epidemiologi (PE). Dari PE ini puskesmas akan mencari jentik di sekitar rumah pasien.
"Ada atau tidak. Kalau tidak ditemukan jentik di sekitar rumah pasien hingga 100 meter, maka tanda tanya. Dari mana dia mendapat gigitan nyamuk DBD. Jika begitu, untuk apa fogging di situ," terang Dio.
Maka bisa jadi pasien mendapatkan gigitan nyamuk DBD di lokasi lain. Misalnya sekolah, tempat ibadah, atau tempat lain. Maka penyemprotan dilakukan jika banyak jentik ditemukan di wilayah itu.
"Ada kasus demam, positif DBD, dan ketika dilakukan penelitian epidemiologi, ditemukan jentik pada radius 100 meter rumah pasien. Kita tidak bisa sembarangan nyemprot karena itu zat kimia. Harus ada dasar mengapa harus menyemprot," tuturnya.
Untuk diketahui, gejala DBD ditandai dengan demam tinggi, cenderung tidak turun dengan minum obat Paracetamol. Jika turun suhu tubuh akan naik lagi. Pada hari ketiga biasanya muncul bercak merah.
Kemudian hari keempat, kelima, harus waspada karena masuk fase kritis. Biasanya ada perdarahan lebih luas. Misalnya dari hidung, dari mulut. Dan bisa terjadi penurunan kesadaran.
"Yang tadinya demam tinggi, setelah itu tangan dan kaki dingin. Ada yang disertai gangguan pencernaan juga," ujarnya.
Selain di lingkungan rumah, dirinya juga mengimbau sekolah-sekolah untuk melakukan kerja bakti massal. Terutama sekolah yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka.
"Nyamuk ini berkembang biak juga karena curah hujan. Tapi intinya jentik ini di air bersih berkembang biak. Misalnya warga kita kan biasa menampung air. Boleh lah menampung, tapi rajin dikuras tiap satu minggu," tandasnya. (diskominfo/cha/mgm)