BALIKPAPAN - Pemerintah Kota Balikpapan menerima kunjungan DPRD Kota Yogyakarta, Selasa (28/6/2022) di Aula Balaikota Balikpapan. Mewakili Wali Kota Rahmad Mas'ud, Asisten Tata Pemerintahan Setdakot Balikpapan, Syaiful Bahri.
Sementara, rombongan DPRD Kota Yogyakarta dipimpin Ketua DPRD Danang Rudyatmoko.
Asisten Tata Pemerintahan Syaiful Bahri mengungkapkan, kunjungan ini, selain menjadi ajang silaturahmi kedua pihak, juga diharapkan ada hal-hal menarik yang dapat diambil.
Ia menyampaikan sejumlah hal berkaitan dengan kondisi Kota Balikpapan, yang secara umum, semua produk kebutuhan di datangkan dari luar daerah. Ini menurutnya bisa jadi peluang investasi bagi Kota Yogyakarta.
"Selain itu Balikpapan nantinya juga menjadi pintu gerbang dan beranda Ibu Kota Negara. Artinya banyak hal yang bisa diinvestasikan. Warga Yogyakarta tentu lebih kreatif dalam melihat peluang," tuturnya.
Termasuk diantaranya wisata alam yang di Balikpapan belum terlalu maksimal pengelolaannya. Karena seperti diketahui, Yogyakarta adalah salah satu kota dengan destinasi wisata alam yang cukup melimpah.
"Mudah-mudahan ini bisa jadi potensi yang bisa dikolaborasikan antara dua pihak ini," katanya.
Sementara, Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Danang Rudyatmoko mengungkapkan, Balikpapan dan Yogyakarta tentu memiliki hak yang bisa dikolaborasikan. Juga kebijakan di Kota Balikpapan yang bisa jadi nilai lebih untuk kota yang sebenarnya memiliki sumber daya alam beragam ini.
"Balikpapan yang memiliki potensi penambangan misalnya, tapi pemerintah daerahnya lebih memilih menata lingkungan. Padahal daerah ini kan butuh pendapatan," katanya.
Sehingga dalam hal ini Yogyakarta bisa mengolaborasikan terkait perhotelan, misalnya. Yang tujuannya mendukung Balikpapan sebagai Kota MICE (Meeting, Incantive, Convention, Exhibition).
"Apalagi Kalimantan Timur akan jadi Ibu Kota Negara ke depannya. Kami kemarin sudah mampir titik nol IKN. Dengan begitu kami juga bisa melihat secara langsung. Karena banyak sekali informasi di Jawa terkait IKN ini," katanya.
Bahwa di Kalimantan Timur ini memang merupakan poros Indonesia. Dengan pemindahan IKN ini, maka terjadi irisan orbit Timur dan orbit Barat. "Ruang udara inilah juga yang perlu kita kuatkan. Karena menuju ke depan," tandasnya. (diskominfo/cha/mgm)