BALIKPAPAN - Tim Penggerak PKK Kota Balikpapan bersama BPBD, Dinas Kesehatan, dan DP3AKB Kota Balikpapan, melakukan penandatanganan nota kesepahaman pada Selasa (28/6/2022) di Kantor TP PKK Kota. Penandatangan kesepahaman ini bertujuan untuk membentuk dan memberdayakan keluarga sehat, tanggap dan tangguh bencana.
Diharapkan ini jadi upaya membentuk individu keluarga dan masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri dan tangguh dalam menghadapi bencana dalam konteks pemberdayaan perempuan.
Hadir mewakili Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud, Kepala DP3AKB Kota Balikpapan Alwiati. Ia menyampaikan, dalam sambutan wali kota, Pemkot Balikpapan menyambut baik dan mengapresiasi penandatanganan nota kesepahaman ini.
"Dengan begitu terwujud kesejahteraan di dalam keluarga, dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungannya yang sehat, tanggap dan tangguh terhadap berbagai bentuk ancaman bencana," kata Alwiati.
Hal ini menjadi wujud komitmen dan upaya nyata dalam mendorong peran keluarga. Yang pada dasarnya memiliki peran yang sangat strategis dalam banyak hal, diantaranya mempersiapkan SDM yang berkualitas, menumbuhkan nilai-nilai moral. "Serta sebagai lingkungan yang mengayomi setiap anggota keluarga," tuturnya.
Ia melanjutkan, pembentukan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana ini merupakan instrumen yang sangat baik dalam mengoptimalkan peran keluarga, khususnya menyongsong masa depan yang penuh dengan tantangan.
"Ini juga menjadi momentum peringatan hari keluarga nasional dan hari keluarga berencana yang jatuh setiap 29 Juni. Saya berharap nota kesepahaman ini dapat dilaksanakan dengan penuh komitmen dan konsisten oleh pihak-pihak yang terlibat, demi mewujudkan Kota Balikpapan layak terhadap perempuan dan anak yang juga merupakan aset bangsa dan pembangunan,” ungkapnya.
Sementara, Ketua TP PKK Balikpapan Nurlena mengatakan, pihaknya juga menyambut baik adanya nota kesepakatan ini. Sehingga dalam penanganan bencana atau musibah bisa dilaksanakan secara bersama antar OPD dan TP PKK.
"TP PKK melalui kader Pokja IV membantu bagaimana menangani misal ada bencana longsor tugas keluarga seperti apa, tugas seluruh masyarakat yang ada disekitar kita, selain juga ikut mensosialisasikan ke masyarakat," ujar Nurlena.
Contoh lainnya jika ada musibah kebakaran juga melaksanakan simulasi dan sosialisasi bagaimana keluarga ini tanggap akan bencana kebakaran sebelum petugas datang, hal ini mengurangi risiko sehingga kerugian bisa ditekan.
“Kami harapkan dengan rutin disosialisasikan, warga lebih terlatih karena dapat ilmunya dalam kemampuan dan keterampilan dalam menghadapi musibah dan bisa diaplikasikan ke masyarakat,” pungkasnya. (diskominfo/cha/mgm)