BALIKPAPAN - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Balikpapan melakukan rapat koordinasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim untuk melakukan percepatan penurunan stunting, Rabu (6/7/2022) lalu via virtual.
Sebelumnya, BKKBN Kaltim melakukan verifikasi dan validasi data keluarga risiko stunting. Hasilnya, angka stunting di Kaltim mencapai 22,8 persen. Sedangkan khusus di Balikpapan, angka stunting sebesar 17,6 persen per 2021.
Kabid Ketahanan Keluarga DP3AKB Anytha Eva Maria mengatakan, data stunting diperoleh dari survei status gizi Indonesia (SSGI). Data terakhir tercatat per 2021. Namun untuk update data terbaru masih menunggu kabar dari BKKBN provinsi.
Kendati begitu, pihaknya memprediksi angka stunting ini akan turun. Pihaknya memiliki program percepatan penurunan stunting yang sudah berjalan di masyarakat. "Kegiatan pencegahan ini dimulai sejak dari calon pengantin (catin), ibu hamil, pasca lahir, bahkan hingga anak berusia 2 tahun. Jadi mencegah stunting sudah dilakukan dari sebelum menikah,” tuturnya.
Pelaksanaan program percepatan penurunan stunting ini melibatkan tim penggerak keluarga (TPK). Totalnya ada 606 orang TPK yang telah terbentuk. Penyuluh keluarga berencana juga berperan dalam menggerakkan TPK di lapangan. Dia berpesan, peran paling besar untuk menangkal stunting berasal dari keluarga sebagai kunci pencegahan dari hulu.
Terutama bagi kaum muda yang akan melaksanakan pernikahan, sebelum berencana memiliki anak harus melihat kondisi kesehatan masing-masing.
"Baik catin perempuan maupun pria. Misalnya, kalau perempuan sebaiknya jangan anemia. Jadi harus menjaga angka hemoglobin (HB) jangan sampai rendah," tandasnya. (diskominfo/cha/mgm)