BALIKPAPAN - Jelang Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang jatuh pada 12 November mendatang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Balikpapan menggelar Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) yang dibuka pada hari Selasa (8/11/2022) di Swiss-Belhotel Balikpapan.
Kegiatan dibuka oleh Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Agus Budi Prasetyo yang mewakili Wali Kota Rahmad Mas'ud. Kegiatan ini dilaksanakan berkaitan pula dengan berkomitmen Kementerian Kesehatan untuk melakukan transformasi sistem kesehatan.
Yang meliputi tujuh pilar penopang kesehatan Indonesia, yakni transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, transformasi teknologi kesehatan dan transformasi organisasi dan budaya kerja.
"Transformasi sistem pelayanan kesehatan yang terbagi tujuh pilar, dimana perbaikan ini disesuaikan dengan prioritas daerah yang dituangkan dalam RPJMD Kota Balikpapan. Yaitu pembangunan RSUD Sayang Ibu dan RSUD Di Balikpapan Timur dan memberi jaminan kesehatan BPJS kelas 3," tuturnya.
Menurutnya, upaya percepatan transformasi sistem kesehatan ini bersinergi pula dengan program RPJMD Kota Balikpapan. Saat ini adalah waktunya Kota Balikpapan meningkatkan SDM yang juga berperan sebagai pintu gerbang IKN.
“Mudahh-mudahan program kesehatan di Balikpapan dapat bangkit dengan cepat sesuai arah visi misi pembangunan kesehatan nasional, provinsi dan kota Balikpapan,” tambahnya.
Sementara, Kepala Dinkes Balikpapan, Andi Sri Juliarty menuturkan, transformasi sistem kesehatan juga diharapkan bisa membawa Balikpapan bangkit dari pandemi menuju endemi secara cepat. Serta mengacu pada arahan arahan strategis dari pusat dan provinsi.
Dalam kesempatan tersebut turut hadir Kepala Dinkes Provinsi Kaltim, Jaya Mualimin. Ia menyampaikan, transformasi dari sistem kesehatan tujuh pilar salah satunya adalah prioritas pada pelayanan kesehatan primer yang harus dikuatkan. “Makanya ada program germas kita menguatkan pilar-pilar promosi di masyarakat,” terangnya.
Untuk itu, Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau Germas sebagai program unggulan Kementerian Kesehatan tidak sekedar simbol, tapi harus benar-benar bisa digaungkan, sehingga mampu didengar dan dimengerti masyarakat secara luas bagaimana pentingnya hidup sehat.
“Semoga warga Kaltim tidak saja mampu hidup sehat, tapi bagaimana budaya hidup sehat itu menjadi perilaku sehari-hari dan terimplementasikan secara baik dalam pribadi, keluarga dan masyarakat hingga berbangsa dan bernegara,” harapnya.
Transformasi kesehatan ini diantaranya adalah percepatan pelayanan kesehatan yang harus dilakukan era pasca pandemi. Sehingga ada satu data yang mana menggabungkan antara sistem pelayanan informasi di puskesmas dengan sistem informasi di rumah sakit.
“Tahun depan kami imbau seluruh Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten untuk melakukan upaya-upaya mempercepat ini,” akunya. (diskominfo/cha/mgm)