BALIKPAPAN - SDN 011 Balikpapan Tengah bekerja sama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Balikpapan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB)Kota Balikpapan melaksanakan parenting akbar bertajuk Pentingnya Edukasi Gender dan Pemanfaatan Teknologi Dalam Mendidik Anak, Sabtu (19/11/2022) di Gedung Kesenian Balikpapan.
Peserta adalah orangtua murid dan para siswa yang mengikuti materi seputar penggunaan gawai pada anak, teknologi, edukasi gender dan pengasuhan anak. Pemateri adalah psikolog dari Puspaga DP3AKB Elisabeth Marbun dan Pranata Humas dari Diskominfo Balikpapan, Muhammad Ghufron Maulana.
Kegiatan dibuka oleh Kabid Pendidikan SD Disdikbud Balikpapan Triyuni Astuti. Ia menyampaikan dalam sambutanya, harapannya dari kegiatan ini orangtua dapat mengetahui cara mendidik anak yang tepat. Terlebih dengan kemajuan teknologi saat ini.
Dia mengatakan, peningkatan penggunaan teknologi oleh anak juga salah satu imbas dari pembelajaran jarak jauh (PJJ). "Ini semua dampak teknologi akibat pandemi, akhirnya tidak bisa secara luring dan harus daring. Anak-anak akhirnya bisa membuka gadget," sebutnya.
Triyuni mengingatkan orangtua terus waspada dan mengawasi anak agar mereka hanya konsumsi konten yang sesuai usia. Jangan sampai anak mudah mengakses gadget, sementara orangtua tidak bisa menjaga. Sejalan dengan misi pendidikan Kemendikbud untuk mewujudkan profil pelajar pancasila.
Salah satu elemennya membuat siswa beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. “Kita sebagai orang dewasa harus bisa mengarahkan anak dan menjaga akhlak anak. Caranya jangan sampai anak mengkonsumsi konten yang tak sesuai usia tersebut," ungkapnya.
Sementara itu, Psikolog Puspaga Balikpapan, Elisabeth menuturkan, parenting bisa dimulai dari memberi contoh hal sederhana di rumah. Jika keluarga yang terlihat di rumah tidak hangat, anak bisa menganggap keluarga adalah sesuatu yang mengerikan. Sebab orangtua kadang tak sadar memberi contoh tidak baik.
Contoh dari orang tua, misalnya penggunaan ponsel atau gawai secara berlebihan, bisa berdampak pada anak yakni candu. Termasuk orangtua saat memberi memberi hukuman pada anak. Diharapkan lebih mendidik alih-alih mengakibatkan trauma nantinya.
Bukan hanya hukuman fisik, bisa juga orangtua menyita sementara gawai milik anak. Artinya kendali tetap berada pada orangtua. Dia menambahkan, semua yang diterapkan di rumah harus mendukung perkembangan anak.
“Butuh teladan dan sikap orangtua bagi perkembangan anak karena proses belajar pertama anak adalah meniru atau social learning,” sebutnya.
Pada dasarnya, ketika ada seorang anak yang kecanduan gadget, menurutnya yang salah bukan teknologi. Melainkan orang dewasa yang tidak mampu mengendalikan perilaku anak. “Peran tersulit sebagai orangtua adalah menjadi figur yang baik,” ucapnya.
Sementara, Pranata Humas Diskominfo Balikpapan, Muhammad Ghufron Maulana sebagai narasumber juga memberi tips bagaimana menjaga anak dari pelanggaran di internet. Sehingga anak aman saat berselancar di dunia maya.
Kepala SD 011 Balikpapan Tengah Sahidayati mengatakan, pihaknya menyadari penggunaan gadget turut berdampak pada moral siswa. "Sehingga perlu peran orangtua untuk ikut mengawasi dan menjaga moral anak. Membangun ini tidak bisa hanya di sekolah,” ujarnya,
Namun yang tak kalah penting adalah pendidikan di rumah dan lingkungan. Baik untuk edukasi gender dan penggunaan teknologi. Jangan sampai memberi anak kebebasan yang berlebihan dalam penggunaan teknologi. “Orangtua harus bisa memberi pengawasan agar anak-anak bijak menggunakan gadget secukupnya,” ucapnya.
Dia menyebutkan, program edukasi parenting ini merupakan kerja sama sekolah dan orangtua murid. Serta didukung Disdikbud, DP3AKB, dan Diskominfo. “Rencananya akan dilaksanakan setiap tahun agar mendukung pola asuh yang tepat bagi anak di rumah,” tamdasnya. (diskominfo/cha/mgm)