BALIKPAPAN - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Balikpapan mendapat apresiasi dari Ditjen Dukcapil dan perwakilan World Bank di Indonesia terkait kinerjanya. Ini disampaikan saat Ditjen Dukcapil dan perwakilan World Bank di Indonesia melakukan kunjungan pada pekan lalu.
Kepala Disdukcapil Balikpapan, Hasbullah Helmi mengatakan, pelayanan penerbitan akta kematian merupakan hasil kerja sama Disdukcapil dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan Kota (Dinkes) Kota Balikpapan. Kunjungan pusat berjalan selama dua hari pada 15-16 November.
"Pada hari pertama kamj melakukan focus group discussion (FGD) dengan petugas atau pengawas makam, camat, lurah dan perwakilan ketua RT,” tutur Hasbullah Helmi saat mendampingi kunjungan lapangan terkait layanan penerbitan akta kematian di rumah sakit dan pemakaman.
Pada hari kedua, kegiatan berlanjut dengan kunjungan lapangan ke pemakaman BDS, pemakaman Kilometer 15, dan Rumah Sakit Balikpapan Baru oleh rombongan.
Perwakilan World Bank, Biondi menuturkan, pihaknya mengapresiasi sistem dukcapil Balikpapan yang sudah sangat terintegrasi. Kendati di daerah lain juga mulai menerapkan digitalisasi, namun ada bagian yang terputus. Sehingga walau masyarakat sudah mengurus secara online, namun masih butuh manual datang ke kantor.
“Kalau di sini semua proses dari awal sampai akhir sudah ada dalam sistem. Masyarakat sangat dipermudah. Salah satu faktor utamanya karena sumber daya manusia di Disdukcapil Balikpapan membangun sistem ini sudah bertahun-tahun kerja di capil," ungkapnya.
Sehingga tak mengherankan jika mereka sangat paham dan tinggal memindahkan layanan ke digital. Serta didukung dengan kemahiran di bidang IT. Sementara daerah lain sebagian besar melibatkan pihak ketiga yang tidak paham urusan capil secara kompleks.
"Karena ada banyak kepentingan warga. Kalau tidak paham proses step by step nanti ada bagian yang putus. Balikpapan juga sudah mampu mengakomodasi semua kebutuhan warga. Sehingga memudahkan petugas dan masyarakat sekaligus," imbuhnya.
Inilah yang dapat mengurangi antrian dan mempercepat proses. Selain itu juga bisa menjadi efisiensi anggaran. Apalagi tampilan dan kecepatan sistem digital Disdukcapil Balikpapan juga menjadi kelebihan. Menurutnya sangat user friendly dan mudah dipahami warga yang mengakses. Dia melihat aplikasi daerah yang lain sulit dipahami.
“Proses pembuatan di sini juga saya dengar lebih detil dan mendapat input dari masyarakat. Sehingga layanan digital dukcapil bisa terus berkembang. Sistem dukcapil di Balikpapan menjadi yang paling baik dari tinjauan ke daerah selama ini," jelasnya.
Ia pun berharap daerah lain bisa mengadopsi sistem dukcapil Balikpapan ini. Menurutnya pemerintah daerah tinggal melakukan sosialisasi lebih massif. Misal visitasi ke sekolah bisa lebih insentif. Mulai ke SMA dan perguruan tinggi. Mereka menjadi agen untuk sosialisasi ke masyarakat.
"Apalagi anak muda jauh lebih mudah akrab dengan urusan digital. Kami harap, program ini bisa berlanjut atau konsisten," kata Biondi. Siapapun nantinya yang berada di disdukcapil Kota Balikpapan, lanjut dia, sistem harus terus berjalan. Kendati pimpinan berganti sekalipun.
“Harapannya bisa terupdate terus, sistem juga jangan bergantung pada orang. Tapi proses digitalisasi harus berjalan,” tandasnya. (diskominfo/cha/mgm)