Dewan Hakim Cabang Tafsir Alquran MTQ ke 44 Kaltim Berpesan soal Minimnya Peserta

BALIKPAPAN-Jumlah peserta lomba tafsir Alquran dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke 44 Kaltim terbilang minim. Hal ini memengaruhi jumlah peserta yang melaju dalam babak final.

Ketua Dewan Hakim Tafsir Alquran Ustaz Andi Alauddin Hasan mengatakan, hanya ada dua kategori yang lanjut dalam babak final yakni kategori tafsir bahasa Inggris dan tafsir bahasa Indonesia. Keduanya diikuti oleh mufassirah atau peserta tafsir perempuan.

“Hanya itulah finalisnya,” ujar Andi, ditemui di sela kegiatan yang berlangsung di Majelis Universitas Balikpapan (Uniba), Jumat (19/5/2023).

Alasannya, karena hanya dua kategori itu yang sesuai dengan regulasi jumlah peserta, yakni lebih dari tujuh peserta.

Adapun kategori lain dengan jumlah peserta kurang dari enam orang, maka tanpa babak final.

“Untuk kategori tafsir bahasa Arab diikuti enam laki-laki, empat perempuan. Kemudian bahasa Indonesia diikuti enam laki-laki dan delapan perempuan.
Kemudian untuk tafsir Alquran bahasa Inggris, diikuti enam laki-laki dan tujuh perempuan.

Jadi yang memenuhi syarat untuk diikutkan dalam babak final adalah tafsir bahasa Inggris dan tafsir bahasa Indonesia,” urainya.

Adapun para mufassir atau peserta laki-laki maupun mufassirah atau peserta perempuan dari seluruh kategori tanpa babak final, diimbau tidak berkecil hati.

Dewan hakim, kata Andi, akan mengadakan rapat internal yang bersifat rahasia untuk menentukan hasil perlombaan.

Hasilnya akan diumumkan setelah ada keputusan dewan hakim dan tidak dapat diintervensi maupun diganggu gugat.

“Walaupun kami dewan hakim berasal dari berbagai daerah. Namun kami di sini cuma membawa satu nama yaitu dewan hakim provinsi, tanpa melihat dari mana asal kafilah yang tampil. Mudah-mudahan dewan hakim cabang tafsir bisa objektif,” katanya.

Menurut Andi, tahun ini ada penurunan jumlah peserta karena kemungkinan kurang pembinaan dan dukungan dari masing-masing pemerintah setempat.
Maupun dari Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) yang bersinergi dengan pemerintah, untuk membina mufassir dan mufassirah muda yang membutuhkan dorongan.

“Terutama ini butuh (dorongan) spirit atau semangat. Bukan hanya semangat saat pelaksanaan MTQ. Akan tetapi spirit itu juga dibutuhkan di luar MTQ.
Pembinaan itu berupa syiar, akan tetapi syiar itu bukan hanya diadakan ketika pelaksanaan (MTQ) saja,” ungkapnya.

Sesuai tujuan LPTQ, lanjut Andi, maka diharapkan adanya pembinaan secara berkelanjutan untuk pengembangan tilawatil Alquran.
Mulai dari persiapan dasar dalam memilih peserta dan mencari bakat-bakat yang berpotensi menjadi juara.

“Kemudian setelah ditemukan, dibutuhkan pelatihan yang berkesinambungan. Tentu para pelatih memiliki dasar keilmuan.

Tetapi akomodasi, operasional dibutuhkan untuk mendukung program pembinaan ini,” katanya.
Ia berharap setiap LPTQ di kabupaten dan kota seluruh Kaltim ikut berpartisipasi dalam pengembangan tilawatil Alquran, khususnya cabang tafsir golongan bahasa Arab dan Inggris.
“Mengingat sebentar lagi Kaltim akan menyambut MTQ tingkat nasional yang akan diadakan tahun depan.

Sungguh kami berharap ada reaksi, tindakan dan ada realisasi dari pemerintah untuk mendorong kami melaksanakan pengembangan.

Tentunya kami berharap ini bisa disampaikan kepada pemerintah dan LPTQ masing-masing kabupaten dan kota,” pungkasnya. (Tim Diskominfo)