Tak Muluk-Muluk Soal Target, Ismail Kafilah Balikpapan Pilih Berserah Diri

BALIKPAPAN – Babak penyisihan Qira’at Mujawwad dan Qira’at Murattal kategori remaja dan dewasa pada ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-44 tingkat Provinsi Kaltim telah berakhir, di Majelis 2 Aula Rumah Jabatan (Rumjab) Wali Kota Balikpapan, Jumat (19/5/2023).
Dalam babak penyisihan tersebut, ditutup oleh peserta kontingen asal Balikpapan, Muhammad Ismail Budiman.
Usai tampil, reporter kaltimkita.com mendapatkan kesempatan mewawancarai kafilah tuan rumah tersebut. Saat ditanya, Ismail sapaan karibnya mengaku senang dan bangga atas kesempatannya terpilih menjadi salah satu peserta yang mewakili Balikpapan.
“Alhamdulilah tadi saat tampil lancar-lancar saja tidak kendalanya,” ungkap Ismail legah.
Ismail melanjutkan, sebelum mendekati kompetisi MTQ, ia bersama kontingen asal Balikpapan lainnya, melakukan persiapan selama tujuh bulan. Hal itu, kata dia, karena berdasarkan arahan pelatih/pembimbing dari Pemerintah Kota Balikpapan.
Selain memperdalam ilmu kategori lomba, ia dan tim lainnya juga dilatih secara fisik dan mental.
“Kalau saya di Qira’at ini dilatih suara termasuk olahraga. Banyak hal-hal positif yang kami dapat selama pelatihan,” kata Ismail.
Dalam sesi latihan, bebernya, pun tidak dilakukan hanya disatu tempat saja. Di mana Pemerintah Kota menyediakan fasilitas tempat secara bergantian, seperti di rumah dinas bahkan hingga ke hotel. Hal itu bertujuan agar para kilafah tidak merasa jenuh menjelang pertandingan.
“Dalam sebulan itu kami dilatih seminggu sekali. Dan tempatnya itu tergantung kenyamanan kami dan Pemkot mengikuti dan mendukung,” akunya.
Ditanya apakah ia optimis dapat melaju ke babak final, pria asal Kelurahan Baru Ilir, Balikpapan Barat ini menyerahkan semuanya kepada kehendak sang khalik. Baginya, ia sudah memberikan yang terbaik saat menampilan dan tinggal berdoa sambil menunggu keputusan dewan juri.
Apalagi, Ismail mengaku bahwa Wali Kota Balikpapan, H. Rahmad Mas’ud tidak pernah memaksakan para kafilahnya harus jadi pemenang, melainkan cukup mengikuti kejuaraan sembari melakukan syiar.
“Niatnya Bapak Rahmad itu syiar Al-Quran untuk Kota Balikpapan hingga ke Provinsi Kaltim. Jadi Bapak Wali Kota itu tidak harus menargetkan kami menjadi juara umum, yang penting jalani saja dengan bismilah. Menurutnya, kalau Allah berkehendak memberikan kami juara itu ya Alhamdulillah,” beber guru privat ngaji ini.
“Kami sering ngobrol bersama beliau, katanya tenang dan rileks saja. Dan Pak Wali bersama istri hanya mengucapkan terima kasih atas kontribusi kami, dan berpesan tetap jaga kesehatan dan selalu semangat,” tutup pria 39 tahun itu. (Tim Diskominfo)