Taman Wisata Bukit Pringgondani, Destinasi Baru Kota Balikpapan

BALIKPAPAN - Wali Kota Rahmad Mas'ud Balikpapan meresmikan pembukaan Taman Wisata Bukit Pringgondani Balikpapan yang berlokasi Gunung Binjai, Kelurahan Tritip, Balikpapan Timur. Wali kota didampingi Kepala Dinas Penuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Ratih Kusuma.

Di kesempatan ini juga dilakukan pengukuhan kelompok sadar wisata (pokdarwis) oleh Kepala Disporapar Kota Balikpapan.

Ini adalah desa wisata yang nantinya juga akan disiapkan mengikuti Anugerah Wisata Indonesia. Wisata ini telah dibuka sehak Oktober lalu. Sejak dibukanya, wisata ini terus disempurnakan. Salah satunya dengan pemasangan paving dan penataan.

"Sudah dilakukan penataan kuliner dan kebersihan, juga akses masuk dan parkir. Jadi aman, nyaman, indah, rapi. Ke depan kami juga ingin memberikan pelatihan bagi pedagang untuk pelayanan prima," tutur Ratih.

Sebagai desa wisata, Taman Wisata Bukit Pringgondani perlu mempersiapkan beberapa hal. Ada lima indikator yang berkaitan dengan daya tarik. Juga kebersihan toilet, souvenir, aksesibilitas, atraksi, aktivitas kegiatan, dan akomodasi.

"Akomodasi ini misalnya ada vila, toilet. Desa wisata ini berada di bawah kelolaan masyarakat. Kami di sini bertugas membina. Kendati hanya sebatas pengadaan tempat sampah atau pelatihan dan bimtek," terangnya.

Kami juga ada Forum Pokdarwis yang nantinya akan membantu fasilitasi pembinaan bagi mereka. "Ada tiket masuk Rp5.000 yang mereka kelola bersama kebersihan, penataan ruang, petugas yang berjumlah 24 orang dari mereka," katanya.

Ratih menambahkan, Pemerintah Kota Balikpapan melihat wisata ini sebagai sesuatu yang berbeda. "Mereka ada ciri khas. Di tengah hutan ada pasar. Ada gazebo untuk rapat, juga sistem pembayarannya menggunakan koin kayu," terangnya.

Menurutnya ini menjadi keunikan tersendiri. Sehingga wisata ini menarik bagi para pengunjung. Apalagi para pedagang masih tradisional. Di setiap bulan juga ada pasar keramat, yang mana pada pekan pertama tiap bulan pedagang akan menggunakan pakaian adat sesuai apa yang mereka jual.

"Misalnya berjualan pempek, mereka pakai adat Palembang. Silakan melihat sendiri di minggu pertama tiap bulan. Dan semua ini adalah inisiasi mereka," tandasnya. (diskominfo/cha/mgm)