BALIKPAPAN - Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud membuka pelaksanaan High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan, Kamis (28/3/2024) di Aula Balaikota Balikpapan. Kegiatan ini juga dihadiri Kepala Bank Indonesia Perwakilan Balikpapan, Robi Ariadi.
Ia menyampaikan sejumlah arahan terkait pengendalian inflasi di Kota Balikpapan. Antara lain terkait inflasi 0,08 persen yang terjadi di kota Balikpapan. Meskipun secara month to month lebih rendah dibandingkan Januari, yakni 0,10 persen.
Secara tahunan inflasi Kota Balikpapan sebesar 3,22 persen. Ini lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yakni 2,75 persen. Dan lebih rendah dibanding inflasi Kalimantan Timur 3,25 persen.
"Inflasi Januari memang disebabkan oleh komoditas beras. Apalagi hampir semua komoditas dari Balikpapan berasal dari luar daerah," ungkapnya.
Selain beras, angkutan udara juga jadi penyebab inflasi. Termasuk pula ikan layang dan beberapa komoditas lain. "Permintaan yang sangat tinggi jelang Ramadan, sementara pasokan berkurang. Antara lain diakibatkan oleh cuaca yang tidak menentu hingga mempengaruhi distribusi sebaran komoditas tersebut. Maka disfaritas harga menjadi tinggi," sebutnya.
Iya mengenakan, kan ada beberapa risiko inflasi ke depan yang harus diantisipasi. Yakni cuaca yang tidak menentu sehingga mempengaruhi jumlah produksi. Bahan pangan di daerah sentral dan distribusi tidak merata di berbagai daerah. Juga pada Idulfitri permintaan berbagi komoditas cukup tinggi.
"Apalagi ditambah kini sudah ada berbagai proyek strategis nasional di Balikpapan dan sekitarnya. Seperti RDMP. Peningkatan penumpang di bendera jelang Idulfitri. Maka berbagai komoditas pangan dan jasa di kota Balikpapan terdampak," katanya.
Sejumlah upaya dilakukan untuk menekan inflasi. Dan rencana aksi dan intervensi dalam strategis pengendalian inflasi dalam gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GPNIP).
Dirinya juga menyebutkan beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota Balikpapan bersama TPID. Diantaranya pada bulan Januari dilakukan monitoring harga dan ketersediaan bahan pokok oleh Dinas Perdagangan.
"Juga setelah dilakukan pelaksanaan pasar murah TPID di halaman pemkot yang dikolaborasikan dengan pelaksanaan Germas. Juga kegiatan penukaran tabung gas," sebutnya.
Selanjutnya juga dilakukan pasar tani tiap pekan di tiga tempat di kota Balikpapan. Yakni Di halaman Kantor DP3, Taman Tiga Generasi dan Lapangan Merdeka. "Sempat juga dilakukan penyerahan bantuan pangan beras dari pemerintah pusat. Pada Januari, Februari dan Maret. Ini bersama Bulog," katanya.
Pemerintah kota juga telah memberikan bantuan sosial. Ini dilakukan dalam rangka menekan dampak inflasi daerah. "Kepada 7.479 penerima manfaat. Yang masing-masing sebesar Rp300 ribu per bulan," ujarnya.
Ia melanjutkan, upaya lain yang juga dilakukan adalah pelaksanaan capacity building bersama TPID Kota Balikpapan. Teknis penghitungan inflasi tahunan dasar. "Juga mengeluarkan surat edaran tentang belanja bijak dan cerdas jelang Ramadan dan Idulfitri. Serta launching umat peduli inflasi," tuturnya.
Yang terbaru adalah pelaksanaan pasar murah di beberapa Kelurahan seperti di Kelurahan Baru Ulu beberapa waktu lalu. "Kita berharap selama periode Ramadan dan menjelang Idulfitri tidak terjadi lonjakan harga yang signifikan. Mungkin kenaikan ada, tapi pada batas wajar dan terkendali," katanya. (diskominfo/cha/mgm)