BALIKPAPAN - Sidang Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) XVII di Kota Balikpapan memasuki hari kedua. Sidang dipimpin Ketua Dewan Pengurus APEKSI, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.
Ketua APEKSI didampingi juga oleh Direktur Eksekutif APEKSI, Alwis Rustam dan Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas'ud selaku tuan rumah. Pada hari kedua ini dilaksanakan sidang pleno dan penyampaian mengenai permasalahan di masing-masing Koordinator Wilayah (Korwil) APEKSI.
Pada hari ini, Rabu (5/6/2024), Rakernas APEKSI XVII di Balikpapan resmi ditutup. Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud menyampaikan terima kasih atas ditunjuknya Kota Balikpapan sebagai tuan rumah Rakernas APEKSI XVII tahun ini. Menurutnya ini menjadi momentum seluruh kepala daerah bekerjasama menyatukan visi misi, serta menciptakan program dan gagasan yang bisa memajukan seluruh kota di Indonesia.
Rahmad mengatakan, Balikpapan saat ini masih menjadi kota yang kebutuhan pangan maupun sayur-mayurnya berasal dari luar daerah. Jumlahnya mencapai 95 persen. Ini pula yang terjadi di sebagian besar Kalimantan Timur (Katim).
"Karena Kaltim tidak memiliki tanah yang cukup subur. Karena memang banyak kandungan tambang di tanah Kaltim, sehingga tidak begitu subur. Berbeda dengan daerah lain yang memiliki tanah subur," sebutnya.
Dengan kondisi ini, ia mengajak seluruh kota untuk sama-sama saling mengisi. Bukan hanya menciptakan ide-ide dan gagasan yang bersifat birokrasi, tetapi saling bekerjasama mengisi dalam bidang ekonomi.
"Khususnya beras, selama ini kita datangkan kebanyakan dari Sulawsi dan Jawa. Jadi bila ibu dan bapak sebagai pemangku kebijakan, dapat memanfaatkan peluang ini untuk memasukkan komoditas yang dibutuhkan Kota Balikpapan," bebernya.
Sementara, diwawancarai usai kegiatan, Ketua Dewan Pengurus APEKSI, Eri Cahyadi menjelaskan, ada beberapa poin penting rekomendasi yang perlu disampaikan kepada kementerian. Ini telah dibahas di tiap-tiap musyawarah komisariat wilayah (Komwil). "Salah satunya Kota Bontang. Ya itu soal transportasi untuk menuju Balikpapan dan Samarinda," sebutnya.
Kedua mengenai upaya menggerakkan kota masing-masing. Seperti kota Balikpapan yang membutuhkan komoditas pangan tertentu. Antara lain beras, daging dan telur. Kota manakah yang bisa menyediakan kebutuhan tersebut, misalnya Banjar yang bisa menyediakan beras. Juga kota lain yang bisa menyediakan daging.
"Ini semua kami catat, kota mana yang penghasil di kota mana yang butuh suplai. Makan dengan begitu bisa dilakukan MoU antar kota-kota ini. Inilah yang menjadi fungsi APEKSI," tuturnya.
Para wali kota juga sudah menyatukan beberapa program yang ada di masing-masing kota. Program ini dijadikan satu, misalnya aplikasi tertentu. Jika ada satu kota yang tidak memiliki aplikasi, maka tidak perlu mengeluarkan APBD lagi. "Tinggal bagaimana kota yang sudah punya aplikasi tersebut bisa disesuaikan oleh kota lainnya. Dengan begitu maka APEKSI bisa memberikan untuk negeri," jelasnya.
Ia menambahkan, berkaitan dengan Ibu Kota Nusantara (IKN), semua wali kota bersepakat untuk pembangunan IKN. Maka untuk mendukung hal tersebut akan disiapkan kantor APEKSI di IKN. "Ini bisa di Balikpapan atau kota sekitarnya. Maka dengan begitu APEKSI bisa lebih dekat dengan pemerintahan," ujarnya.
Karena sejarahnya, wali kota bertugas menjalankan kebijakan dari Presiden dan pemerintah pusat. Bagaimana kebijakan ini berlanjut ke pemerintah daerah, di sinilah peran APEKSI dalam menyatukan wali kota dan menjalankan program.
Untuk diketahui, pelaksanaan APEKSI XVIII di tahun mendatang akan dilaksanakan di Kota Surabaya. Terkait hal ini wali kota Rahmat Mas'ud juga akan mempersiapkan kontingen terbaik Balikpapan. (diskominfo/cha/arh)