FGD Go Green, Tekankan Pentingnya Keterlibatan Masyarakat Mengatasi Persoalan Lingkungan

BALIKPAPAN - Pemerintah Kota Balikpapan terlibat dalam Focus Group Discussion (FGD) Go Green, Kamis (12/9/2024) yang digelar Universitas Mulia di Ballroom Cheng Ho.

Narasumber yang adalah peraih Kalpataru Lingkungan tahun 2018 asal Kota Malang, Ir. Bambang Irianto. FGD ini bertujuan untuk untuk mewujudkan Balikpapan hijau dan cerdas berkelanjutan.

Bambang Irianti mengatakan, untuk mewujudkan kota hijau dan cerdas berkelanjutan, masyarakat harus tahu apa permasalahan di wilayahnya. Misalnya dalam hal ini persoalan lingkungan.

Maka dapat dilakukan pemetaan terkait potensi dan kekurangan di wilayah tersebut. Semua harus bermula dari masyarakat. Menyadari apa yang harus dikerjakan untuk mengembangkan wilayah masing-masing.

"Prinsip saya awalnya tidak boleh pakai uang. Karena ini proses revolusi mental," tuturnya.

Ia menuturkan, warga harus bergerak dengan mental dan semangat dari diri mereka sendiri, walaupun mengalami kesulitan. Jika sudah begitu, barulah bantuan dari pemerintah, swasta dan perguruan tinggi dapat diberikan.

"Tapi bantuan diberikan duluan. Warga harus bergerak dulu baru diberikan bantuan. Karena yang saya lihat di Kalimantan Timur (Kaltim) ini, semua mengandalkan bantuan pemerintah dan CSR. Berapapun digelontorkan tidak berhasil," ungkap dia.

Maka ia mengajukan konsep paradigma baru pemberdayaan masyarakat di Kaltim dengan prinsip membangun awal tanpa uang. Mandiri dan Berdaulat atau disingkat MANDAU.

Maka, Bambang melanjutkan, pemerintah kota perlu mengadakan program perubahan mindset. Pertama warga yang bergerak dahulu, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) memantau. Semua OPD juga harus memiliki program berkaitan dengan masyarakat.

Ia melihat Balikpapan secara umum, ada beberapa isu yang tengah dihadapi seperti sampah di pantai, IKN, banjir, krisis air dan lainnya. Yang mana ini telah memasuki kondisi darurat dan jika hanya pemerintah kota Balikpapan sendiri yang bergerak tidak memungkinkan.

"Bisa dimulai misalnya dari tiap satu rumah punya tanaman, biopori, menampung air hujan, atau hal-hal kecil lain berkaitan dengan lingkungan. Jangan baru bergerak jika mendapatkan insentif," pungkasnya. (diskominfo/cha)