BALIKPAPAN – Seminar Nasional COMPACT 2024 Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Rabu (16/20/2024) di Kampus ITK Balikpapan mengangkat tema "Transformasi Kota Baru dan kawasan Pesisir yang Berkelanjutan, Integratif dan Inklusif". Penjabat sementara (Pjs) Wali Kota Balikpapan, Ahmad Muzakkir hadir sebagai salah satu narasumber.
Pjs wali kota memaparkan arah pengembangan wilayah strategi antisipasi aglomerasi dampak pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kota Balikpapan kepada para peserta yang merupakan mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota ITK.
Jangka panjang, Kalimantan akan diarahkan sebagai superhub ekonomi Nusantara. Selama ini pun Balikpapan punya sejumlah peranan dalam konstelasi regional. Antara lain sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kawasan Perkotaan Balikpapan-Samarinda-Tenggarong- Bontang. Sedangkan pada skala Provinsi, Kota Balikpapan memiliki peran penting sebagai pintu gerbang dan pusat perdagangan dan jasa.
Dalam kerangka pengembangan IKN, sebagai superhub ekonomi, Balikpapan tergabung dalam konsep kawasan aglomerasi Tri City atau Tiga Kota. Yaitu Balikpapan - IKN - Samarinda. Balikpapan memiliki peran sebagai otot pembangunan. Sementara IKN sebagai syaraf, dan Samarinda sebagai jantung.
"Balikpapan sebagai otot pusat logistik dan perdagangan antar dan inter-regional. Serta pusat industri petrokimia. Dalam kerangka pengembangan IKN, Kota Balikpapan diarahkan pada pengembangan industri. Khususnya industri farmasi, petrokimia, dan masa depan berbasis energi terbarukan," terang Pjs Wali Kota Balikpapan.
Kota Balikpapan selama ini telah menjadi pintu gerbang utama di Provinsi Kalimantan Timur (termasuk IKN). Yakni dengan didukung dengan keberadaan Bandara Sepinggan, Pelabuhan Semayang, serta posisinya yang berada pada ALKI II.
Dengan adanya IKN, Kota Balikpapan pafa akhirnya merevisi rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Balikpapan 2024-2034. Ini dilakukan untuk menjaga keberlanjutan pembangunan. "Balikpapan berkomitmen menjaga kawasan hutan lindung," sebut Ahmad Muzakkir.
Ini mengacu pada pola ruang Kota Balikpapan, yakni kawasan lindung 23.980 hektare dan kawasan budidaya 27.535 hektare. “Sinkronisasi pola ruang perbatasan juga perlu dilakukan. Karena Balikpapan ini berbatasan dengan Kabupaten PPU, Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda,” ungkapnya lagi.
Narasumber yang juga hadir yakni Sekretaris Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian ATR/BPN, Reny Windayanti; Deputi Perencanaan dan Pertanahan OIKN, Mia Amalia; Tim Khusus Presiden IKN, dan Guru Besar PWK Undip, Iwan Rudiarto. Dan dihadiri Kepala Bappeda-Litbang Kota Balikpapan, Murni. (diskominfo/cha)