BALIKPAPAN - Pemerintah Kota Balikpapan mengapresiasi keberadaan para pihak yang berinisiatif dalam kegiatan pengembangan UMKM maupun petani di Kota Balikpapan. Seperti Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade) yang menggelar Workshop UMKM Petani Sawit Naik Kelas Menuju Produk Hilirisasi Unggulan Go Digital pada 31 Oktober - 1 November lalu.
Pjs Wali Kota Balikpapan, Ahmad Muzakkir diwakili Kepala Bidang Koperasi & UMKM, Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Kota Balikpapan, Gina Andriyani Martono menyampaikan, workshop semacam ini adalah bentuk kepedulian dalam memajukan sektor perkebunan sawit, khususnya dari segi UMKM petani sawit agar mampu bersaing di era globalisasi yang serba digital.
Di era transformasi digital dan persaingan ekonomi global ini, UMKM dan petani sawit tidak bisa cukup berfokus pada produksi bahan mentah. Tapi harus ada inovasi
Pemasaran teknologi dan akses pasar yang lebih luas.
"Melalui produk unggulan hilirrisasi dan optimalisasi digital, petani tidak hanya bisa meningkatkan produktivitas tapi juga mampu menciptakan produk turunan sawit yang memiliki nilai tambah, berdaya saing dan memiliki pasar lebih luas," tutur Gina mewakili Pjs Wali Kota Ahmad Muzakkir.
Hilirisasi produk sawit ini jadi jalan untuk tidak serta-merta mengekspor bahan mentah, tapi juga mampu menghasilkan produk unggulan yang bisa dirasakan secara nasional maupun internasional.
"Sangat tepat untuk memanfaatkan teknologi digital mulai dari pemasaran distribusi hingga branding produk. Harapannya UMKM bisa meraih pasar yang lebih besar," harap Pjs Wali Kota Balikpapan.
Ketua Pelaksana Kegiatan, Hendra Dermawan menjelaskan, kelapa sawit memiliki dampak yang besar bagi pemenuhan kebutuhan sehari-hari manusia. Jutaan masyarakat di Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor kelapa sawit yang tersebar di sejumlah perkebunan di negeri ini.
"Sawit merupakan komoditas strategis di Indonesia. Ini jika melihat aspek penyerapan tenaga kerja maupun andalan ekspor. Keberadaannya juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negara dan mendukung ketahanan energi dan pengurangan emisi karbon," beber Hendra Dermawan.
Provinsi Kalimantan Timur merupakan Provinsi yang memiliki kapasitas cukup besar dalam penanaman kelapa sawit. Dalam informasi yang di rilis oleh Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2023, luas areal tanaman kelapa sawit mencapai 89,59% dari total luas tanaman perkebunan sekitar 1,57 juta hektar.
Sumbar Daya Alam yang melimpah ini turut menyumbang ketahanan ekonomi bangsa Indonesia serta meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama pedesaan.
Namun, banyak pekerjaan rumah yang harus dikelola dengan baik dari tanaman kelapa sawit. Tak hanya pemanfaatan buah, namun segala yang berkaitan dengan kelapa sawit menjadi nilai ekonomis hingga persoalan limbah kelapa sawit.
Ia menjelaskan, limbah kelapa sawit yang dibuang sembarangan bisa merusak ekosistem lingkungan. Seperti degradasi tanah yang berakibat pori-pori tanah tertutup dan menjadi keras, sehingga tidak dapat lagi mendukung aktivitas manusia.
Limbah kelapa sawit yang dibuang ke saluran air pun bisa menyebabkan penyumbatan. Lalu jika dibuang di perairan dapat menyebabkan polusi di sungai dan laut yang dapat mengganggu ekosistem perairan.
"Masih banyak juga penyebaran isu negatif sawit di dalam negeri dan bahkan kampanye penolakan penggunaan produk sawit karena dianggap merugikan dan merusak lingkungan. Hal demikian adalah tidak benar, sebaiknya sawit adalah berkah bagi bangsa. Sawit itu BAIK," tegasnya.
Limbah kelapa sawit dapat diolah kembali agar tidak merusak lingkungan dan menjadi bermanfaat bagi peningkatan ekonomi keluarga yang bila dijual akan bernilai ekonomis.
"Upaya sadar yang bisa dilakukan sejak dini adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat akan sumber tambahan yang bisa diraih dari kelapa sawit, teruatama limbah kelapa sawit. Maka perlu wadah yang menjadi media bagi masyarakat dalam memperoleh ilmu dari ahlinya untuk mengolah limbah menjadi rupiah," terang Hendra. (diskominfo/cha)